Jangan Kirim Masalah Pajak ke Grup WA
Seorang admin pajak dari sebuah perusahaan menulis di grup WhatsApp:
"Kita harus bikin sekitar xxxxx faktur pajak tiap bulan. Formatnya beda-beda, bingung harus cek apa aja. Ada panduan lengkap nggak, ya?"
Pertanyaannya terdengar wajar. Tapi inilah era digital:
Yang kamu anggap sekadar diskusi biasa di grup, bisa dengan mudah bocor ke luar.

Tak lama, tangkapan layar chat itu muncul di akun influencer pajak di media sosial—lengkap dengan nama perusahaan dan nama pengirimnya.
Viral. Dilihat ribuan mata. Termasuk—mungkin—mata fiskus.
Lalu muncullah pertanyaan-pertanyaan baru dari sisi fiskus:
- Apakah benar ada xxxx faktur per bulan?
- Apakah semua faktur pajak terbit?
- Tepat waktu atau tidak?
- Siapa lawan transaksinya?
- Ada yang omzetnya berapa?
📌 Yang tadinya tidak pernah dilirik, kini jadi terang-benderang.
📌 Dari satu chat santai, bisa berujung SP2DK atau bahkan pemeriksaan.
💡 Moral of the Story:
❌ Jangan pernah share informasi apapun soal perpajakan di grup WhatsApp — bahkan grup internal sekalipun.
✅ Kalau bingung, konsultasikan secara pribadi dengan konsultan pajak perusahaan.
📲 Ingat, influencer bisa di mana saja. Sekali cerita menyebar, kamu tidak lagi bisa mengontrol siapa yang membacanya.
📌 Di dunia perpajakan, informasi adalah jejak. Dan setiap jejak bisa jadi titik awal perhatian fiskus.
🚫 Grup WA bukan tempat aman untuk diskusi pajak.
💬 Ingin tanya pajak tanpa takut bocor? Gunakan jalur yang tepat: